Camera Controls
Image Sensor
Since the dawn of photography, cameras have captured and stored images on glass plates or on film. Today, digital cameras capture the images on a nifty piece of technology – the image sensor. The image sensor is made up of millions of light sensitive photodiodes set on a grid, where each photodiode records a tiny portion of the image as a numeric value that corresponds to a specific brightness level, which is then used to create your image. Image sensors, whether they are CCD or CMOS, vary from camera to camera but they’re basically the same, and the megapixel count shouldn’t be a priority in the decision-making process when buying a camera. Why? Because the size of the sensor is actually more important that the number of megapixels.
Camera Lens
A lens is an optical component made out of glass, high quality plastic, or ceramic, which captures the light and assembles it on a point of focus at the matte screen passing through a condensing lens inside the camera. If you are looking for ease of handling, you can go for point-and-shoot cameras with fixed lenses. However if you are concerned about picture quality, you should invest in a digital SLR (DSLR) camera with interchangeable lenses. Interchangeable lenses allow you to have much more control of your images, and to be far more creative than you can be with a point-and-shoot camera. All in all, DSLR cameras produce a more professional photograph.
Camera Modes
DSLR cameras are equipped with a variety of shooting modes that increase the automatic decision making of the camera. These cameras, thankfully, have semi-automatic and manual modes too, which put the control back in your hands for more technical and creative applications. In PROGRAM mode, the camera sets the exposure, but the user can adjust the white balance, ISO, focusing and metering. There are two semi-automatic modes: 1) Shutter Priority (Tv) is where the user sets the shutter speed and the camera determines the aperture. Shutter Priority allows the user to control how “the action” is captured. 2) Aperture Priority (Av) where the user selects the aperture and the camera determines the shutter speed. Aperture Priority allows the user to control the depth-of-field.
Built-in Flash
A built-in flash is provided with every digital camera. The camera’s computer determines need for flash according to the exposure metering, focusing and zoom systems. On compact cameras the built-in flash is triggered to go off in perfect sync with the shutter, but it’s hard to control the timing and intensity of the flash. This can result in washed-out photos. DSLRs have pop-up flashes that can be controlled in various ways to be in-sync with the shutter or drag behind the shutter; in addition the intensity can be manipulated in accordance to the overall light of the scene. DSLR cameras allow for more pleasing and artistic use of the flash.
Viewing System
Most digital cameras have two viewing systems – the optical viewfinder and the electronic viewfinder. While both systems show you what the lens sees, the electronic viewfinder can tell you other things about the nature of your digital image. One area where the electronic viewfinder is superior is in determining color balance. The electronic viewfinder can show where the highlights are overexposing (and if you’ll need to compensate). What is great is that you’ll see this in real-time. The optical viewfinder puts you directly inside the mechanical world of the camera, and tends to perhaps give you a better sense of the composition because you’re seeing exactly what the lens is seeing, not an electronic approximation.
Mengenal Kamera Mirrorless
- Ukuran relatif lebih kecil dan ringkas
- Jauh lebih ringan
- Kualitasnya hasil fotonya tidak terlalu jauh bila dibanding dengan DSLR
- Ukuran sensornya setara DSLR kelas menengah
- Memiliki opsi mengganti lensa
- Harganyapun tidak semahal kamera DSLR (mmm, kecuali Leica dan Fujifilm X)
- Leica M
- Micro Four-Third: Olympus OMD dan PEN
- Micro Four-Third: Panasonic G
- Samsung NX
- Sony NEX
- Nikon 1
- Pentax Q dan K
- Fujifilm X
- Canon EOS M
Mengenal Cahaya – Kualiti Cahaya
Apabila bercerita tentang fotografi, kita perlu memahami cahaya secara teknikal. Sesetengah jurufoto mampu menghasilkan karya bermutu kerana mereka mempunyai kemampuan mengenal kecantikan visual secara natural. Tapi kebanyakan kita, tak ada kemahiran ini secara automatik, tetapi ianya boleh dipelajari.
Topic pertama adalah kualiti cahaya itu sendiri. Selalunya kita kenali sebagai soft atau hard light.
SOFTLIGHT
Berikut adalah contoh softlight
- satu ciri Softlight adalah terserak dengan sekata.
- kita boleh dapatkan softlight dibawah tempat yang teduh
- mata subjek tak squint bila bawah softlight
- satu cara nak dapatkan cahaya yang lembut adalah dengan memastikan sumber cahaya lebih besar dari subjek.
- sebagai contoh bila hari berawan, matahari dibelakang awan.. memancarkan cahaya dan jatuh pada awan.. Cahaya menembusi awan dan terserak ke merata arah, mengisi setiap tempat pada wajah kita secara sekata… itulah softlight
Hardlight
Ada orang kata hardlight tak sesuai untuk portrait. Kenyataan ini separuh saja betul.
Kalau kita nak hasilkan portrait wajah seperti diatas, ya memang tak sesuai guna hardlight. Akan tetapi sebenarnya dalam ilmu portrait, pemahaman kepada ilmu hardlight sama penting dengan ilmu softlight. Kita banyak menggunakan hardlight dalam commercial atau portrait bersifat sport atau yang menunjukkan aggresiveness atau kekuatan. sedangkan portrait softlight lebih sesuai untuk portrait yang bersifat lembut characternya.
Selain Softlight dan hardlight, kita juga perlu memahami tentang Direction dan juga Color cast bila menggunakan cahaya dalam fotografi. Sekiranya kita tak memahami basic ini, bagaimana mungkin boleh dikatakan kita ada ilmu fotografi sedangkan fotografi itu sendiri bermaksud merakam dengan cahaya.
Teknik Pencahayaan Dalam Fotografi
- Front light : frontlight atau cahaya depan merupakan cahaya yang membosankan, cahaya yang datang dari depan menghasilkan kesan flat pada foto, tidak ada gradasi yang dihasilkan. contohnya :
- Sidelight: cahaya samping menghasilkan efek dramatis pada foto, efek yang dihasilkan bermacam-macam, banyak digunakan untuk foto-foto lowkey. contoh sidelight :
- RIM light : RIMlight menghasilkan efek garis potong pada objek foto, juga untuk memisahkan objek dengan background. contoh rimlight :
- Backlight: backlight atau cahaya belakang menghasilkan efek siluet pada foto jika tidak diberi fill in ligh pada objek.
Tata Cahaya dalam Fotografi
Kali ini aku ingin berbagi tentang Ilmu Tata Cahaya dalam Fotografi. Salah satu pelajaran favorite ku di sekolah. Sebenarnya ini tugas yang gagal. Ada beberapa foto yang aku salah dalam penempatan model dan sumber cahayanya. Tapi setidaknya ini bisa menambah wawasan dan pengalaman tentang ilmu tata cahaya. Untuk ke depannya semoga bisa lebih baik.
1) Back Lighting, memberikan pencahayaan dari belakang hingga batas bagian belakang menjadi berkilau, back lighting biasanya digunakan untuk memisahkan subjek dengan Back Ground. Semakin rendah intensitas cahayanya maka akan semakin seimbang exposure yang terjadi antara BG dengan subjectnya.
2) Loop lighting, cirinya adalah terjadinya bayangan hidung yang jatuh di atas bibir dan tidak menyatu dengan bayangan pipi, jenis pencahayaan ini dapat digunakan pada wanita maupun pria. Catatan: Untuk anak-anak pria dan wanita tidak menjadi soal. Efek pencahayaan ini bisa di dapat dengan memposisikan diri kira-kira 45-50 derajat dari arah datangnya matahari dan posisi matahari kira-kira sudah lewat kepala.
5) Butterfly lighting atau sering juga di sebut glamour atau kadang dikenal dengan Hollywood light pattern, pencahayaan ini membentuk bayangan sebeperti kupu-kupu di bawah hidung, biasanya digunakan untuk wanita dengan makeup yang sudah sempurna, artinya contour muka didapat dari penggunaan makeup dan bukan dari lighting. Untuk mendapatkan efek ini, posisikan subject berhadapan dengan matahari saat matahari berada di atas kepala.